GUA MARIA FATIMA SAWER RAHMAT
Cisantana - Cigugur, Kuningan Jawa Barat

Gua Maria Fatima Sawer Rahmat terletak di lereng sebelah timur Gunung Ciremai dengan ketinggian 900 meter di atas permukaan laut. Karena Gua Maria ini terletak di Bukit Totombok, maka banyak pula yang menyebutnya Gua Totombok. Berdasarkan wilayah gerejawi, Gua Maria ini terletak di dekat Gereja Maria Putri Murni Sejati Cisantana, yang merupakan gereja, stasi dari paroki Kristus Raja- Cigugur Kuningan, Jawa Barat.

SAWER RAHMAT : Sawer berarti curahan, pemberian. Sawer Rahmat merangkum arti rahmat yang dicurahkan. Dibangunnya Gua Maria Sawer Rahmat tidak lepas dari campur tangan Allah dalam karya keselamatan yang ditawarkan Gereja Kristus Raja, Cigugur Kuningan. Gua Maria ini dibangun sebagai ungkapan syukur dan menjadi tonggak sejarah Gereja di wilayah ini, setelah berusia 25 tahun. Gua Maria ini diharapkan dapat menjadi tempat untuk berdoa dan menimba rahmat Allah.

GEREJA MARIA PUTRI MURNI SEJATI CISANTANA Mukjizat-mukjizat sebagai karya Allah dalam arah jemaat Tatar Sunda ( khususnya Paroki Kristus Raja) ini, dapat ditangkap dalam cuplikan peristiwa-peristiwa sebagai berikut :

• Tanggal 21 September 1964. Pada saat itu Pangeran Tedjabuana Alibasa Kusuma Widjaya Ningrat, Pemimpin AGAMA DJAWA SUNDA (ADS) yang berpusat di Cigugur, beserta 1.770 keluarga sebagai pengikutnya (orang-orang Sunda) membubarkan diri dan menyatakan diri MASUK agama KATOLIK. Mereka mengirimkan pernyataannya ke Pastoran Katolik St. Yosef, Cirebon ; mengingat di Cigugur waktu itu belum ada gereja.


• Natal 1964. Setelah segala persolan dengan pemerintah dapat diselesaikan dan gedung bekas ADS dibuka kembali, maka pada Natal tahun 1964 secara resmi Gereja Katolik Cigugur memulai pelayanannya. Pada tahun berikutnya, pastor-pastor dari Orde Salib Suci (OSC), yaitu Pst. Hidayat OSC, Pst.M.Kuppens OSC, Pst.A.Rutten OSC, Pst.W.Straathof OSC, mulai berkarya di wilayah Priangan Timur ini. Merekalah yang merintis pelayanan pastoral di Paroki Cigugur dan sekitarnya.


• Si Jago Merah Mengamuk di Cisantana Salib arang ( yang hampir jadi abu ) yang sekarang masih tersimpan di gereja Cisantana, merupakan saksi bisu terbakarnya Gereja Putri Murni Sejati yang dibangun tahun 1965. Gedung gereja Cisantana (gereja stasi dari Paroki Kristus Raja- Cigugur) yang dibangun dengan konstruksi kayu jati dan atap sirap ini pada tanggal 4 Juli 1980 oleh orang yang tidak dikenal. Selama dua tahun umat beribadat di kompleks sekolah Yos Sudarso. Gereja sebagai gedung boleh runtuh, namun Gereja sebagai umat tetap eksis. Maka gedung gereja yang baru dapat dibangun kembali, dan waktu itu diresmikan oleh Uskup Bandung, MGR.P.M.Arntz, OSC pada tanggal 15 Agustus 1982.